Kamis, 30 September 2010

Perhitungan hidup

Dua dasawarsa hidupku.
Aku bersyukur atas segala kecepatan waktu yang telah membawaku kepada hidup.Aku telah melangkah dan mulai menghitung umur dari nol yang benar-benar kosong hingga menjelang angka duapuluh ini.Di suatu titik aku pasti akan berhenti sejenak,dan kali ini aku hampir berada pada titik yang kedua.Pada titik yang pertama lalu aku tak terlalu peduli dengan segala ini karena aku masih sangat belia kala itu,seorang bocah laki-laki berumur 10 tahun yang gemar bermain sepakbola tanpa menghiraukan terik matahari.Kini bocah itu telah beranjak dewasa menjadi seorang laki-laki,tapi belum menjadi seorang pria karena memang belum saatnya.Aku sekarang bisa bebas menjadi diriku,tahu pasti apa yang sedang aku perjuangkan dan aku tak lagi ragu untuk mengejar mimpiku.

Bicara soal mimpi.
Mimpiku ada berjuta bahkan tak terhingga,tapi toh semua mimpi itu hanya bermuara pada satu hal,membuat bangga kedua orang tuaku yang telah susah payah merawatku,terutama ibuku yang super hebat tak tertandingi itu.Dan juga tentang segala kegilaanku pada prancis dan Toulouse-nya yang terus menerus menggodaku agar aku bisa segera mencapainya dan hal itu juga memotivasiku untuk tetap semangat kuliah sastra prancis.Aku akan mempertaruhkan segalanya untuk hidup di sana dan menikmati senja di tepi sungai garonne.

Kembali ke angka dua dan nol.
Duapuluh tahun yang lalu aku terlahir,tuhan memberiku segala kesempurnaan yang tiada dua.Aku tidak begitu tampan dan rupawan,aku tidak begitu tinggi,aku tidak mempunyai kulit yang putih tapi setidaknya aku sempurna untuk hidupku dan garis yang melingkarinya.Perjalananku dari titik pertama menuju titik kedua benar-benar menjadi perjalanan yang takkan terganti.Dalam rentan waktu 10 tahun ini aku banyak sekali mengalami perubahan dan juga tentu saja segala sekitarku juga ikut berevolusi.Suatu waktu yang singkat bagi manusia yang tengah menjalani hidup sebagai sebuah misterinya,kenapa dia terlahir dan kapan dia mati.Mungkin tuhan memberiku 8 dasawarsa lagi setelah ini,memberiku kesempatan lebih banyak untuk hidup atau bahkan mungkin bisa saja aku tak akan lagi menjumpai dan sampai pada titik ketiga itu.Duapuluh itu membuatku harus terlihat lebih dewasa,tapi sebenarnya aku tak perlulah memaksakan harus seperti itu.Aku cukup harus lebih bijak dalam melangkah,memilih mana yang benar dan salah,mana yang baik atau tidak untukku,itulah anjuran yang terolah di dalam otakku dan kuterapkan pada kehidupanku sendiri.Aku sekarang mengejar dasawarsaku yang selanjutnya,pemberhentianku pada titik ketiga dimana akan ada banyak hal baru yang akan aku temui,tapi aku yakin semua itu tetap akan membuat perjalanan ini semakin menakjubkan.

Dan mulai dari sekarang perjalanan itu akan bermula lagi

Senin, 13 September 2010

Dimensi (menurutku)

Hari ini bukanlah hari yang spesial,masih seperti hari-hari yang telah berlalu dan akan terjadi dalam hidupku.Hujan terus mengguyur sepanjang sore sampai malam,berkuasa penuh atas matahari dan bulan.Ternyata memang tidak ada kemarau bagi kami semua karena ia telah memutuskan untuk pergi dari dunia dan sekilas tentangku.
Aku terjebak di dalam dimensi yang terbentuk dari imajinasiku di dalam kamar di bawah atap di atas karpet dan di antara benda-benda khayalanku.Dan lebih hebatnya lagi aku terperangkap semena-mena di depan canggihnya tekhnologi jaman sekarang yang membuatku ingin menjelajah dunia.Tepat di depanku terdapat tempel-tempelan berbagai macam hal mulai dari tiket kereta api yang membawaku dan seseorang-ku membelah panas kota pahlawan sampai segala gambar abstrak yang aku lukis hanya ketika aku sedang ingin melukis dan menggambar.Hasilnya memang sangat amat buruk oleh karena itu aku katakan sebagai gambar yang abstrak ditambah lagi aku menggambarnya dengan tangan kiri sebagai usaha melatih kedua tanganku untuk sama-sama hebatnya.Tak akan pernah ketinggalan juga sebuah gambar yang akan terus memotivasiku mengejar mimpi dan membuat bangga kedua orang tuaku.
            Di samping kananku terletak berbagai benda-benda aneh dan menakjubkan dari mulai kamera analog tua sampai bekas kotak tisu yang aku modifikasi menjadi sebuah kotak luar biasa tempatku menyimpan tabungan masa depan untuk mengejar mimpi di Toulouse.Aku tuliskan tulisan pembangkit semangat itu di atas sebuah isolasi kertas yang aku tempel di tutup kotak tersebut,melingkar merengkuh segala sudut kotak ajaibku.Tak jauh darinya tertempel sebuah lukisan yang amat sangat spesial bagiku walau benar-benar abstrak ia terlihat akan tetapi memang sangat khusus bagiku,menghiasi dindingku menggantikan sosok yang tak lagi nyata memang sungguh luar biasa.
            Dimensi ini terlihat sedikit berantakan.Dimensi ini terlalu sempit untuk mimpi-mimpi besar.Dimensi ini terlalu berkawan dengan dingin.Akan tetapi dimensi ini akan selalu menjadi tempatku bernafas,belajar,berkarya,berkeluh,berdoa,beranjak dewasa dan tentu saja berani mencipta serta mengejar mimpi-mimpi besarku.