Dua dasawarsa hidupku.
Aku bersyukur atas segala kecepatan waktu yang telah membawaku kepada hidup.Aku telah melangkah dan mulai menghitung umur dari nol yang benar-benar kosong hingga menjelang angka duapuluh ini.Di suatu titik aku pasti akan berhenti sejenak,dan kali ini aku hampir berada pada titik yang kedua.Pada titik yang pertama lalu aku tak terlalu peduli dengan segala ini karena aku masih sangat belia kala itu,seorang bocah laki-laki berumur 10 tahun yang gemar bermain sepakbola tanpa menghiraukan terik matahari.Kini bocah itu telah beranjak dewasa menjadi seorang laki-laki,tapi belum menjadi seorang pria karena memang belum saatnya.Aku sekarang bisa bebas menjadi diriku,tahu pasti apa yang sedang aku perjuangkan dan aku tak lagi ragu untuk mengejar mimpiku.
Bicara soal mimpi.
Mimpiku ada berjuta bahkan tak terhingga,tapi toh semua mimpi itu hanya bermuara pada satu hal,membuat bangga kedua orang tuaku yang telah susah payah merawatku,terutama ibuku yang super hebat tak tertandingi itu.Dan juga tentang segala kegilaanku pada prancis dan Toulouse-nya yang terus menerus menggodaku agar aku bisa segera mencapainya dan hal itu juga memotivasiku untuk tetap semangat kuliah sastra prancis.Aku akan mempertaruhkan segalanya untuk hidup di sana dan menikmati senja di tepi sungai garonne.
Kembali ke angka dua dan nol.
Duapuluh tahun yang lalu aku terlahir,tuhan memberiku segala kesempurnaan yang tiada dua.Aku tidak begitu tampan dan rupawan,aku tidak begitu tinggi,aku tidak mempunyai kulit yang putih tapi setidaknya aku sempurna untuk hidupku dan garis yang melingkarinya.Perjalananku dari titik pertama menuju titik kedua benar-benar menjadi perjalanan yang takkan terganti.Dalam rentan waktu 10 tahun ini aku banyak sekali mengalami perubahan dan juga tentu saja segala sekitarku juga ikut berevolusi.Suatu waktu yang singkat bagi manusia yang tengah menjalani hidup sebagai sebuah misterinya,kenapa dia terlahir dan kapan dia mati.Mungkin tuhan memberiku 8 dasawarsa lagi setelah ini,memberiku kesempatan lebih banyak untuk hidup atau bahkan mungkin bisa saja aku tak akan lagi menjumpai dan sampai pada titik ketiga itu.Duapuluh itu membuatku harus terlihat lebih dewasa,tapi sebenarnya aku tak perlulah memaksakan harus seperti itu.Aku cukup harus lebih bijak dalam melangkah,memilih mana yang benar dan salah,mana yang baik atau tidak untukku,itulah anjuran yang terolah di dalam otakku dan kuterapkan pada kehidupanku sendiri.Aku sekarang mengejar dasawarsaku yang selanjutnya,pemberhentianku pada titik ketiga dimana akan ada banyak hal baru yang akan aku temui,tapi aku yakin semua itu tetap akan membuat perjalanan ini semakin menakjubkan.
Dan mulai dari sekarang perjalanan itu akan bermula lagi