Tepat 29 Mai Dini Hari
Saya masih belum bosan berada di depan layar ajaib ini, mencoba untuk melakukan apa saja yang memungkinkan. Mencoba untuk menulis sesuatu disini, berharap segera timbul rasa kantuk yang kemudian membuat saya bisa tidur dengan pulas. Daftar playlist lagu juga sengaja berisi lagu-lagu akustik yang sangat cocok sebagai pengantar tidur, tapi rasa kantuk tak kunjung datang. Ya sudahlah, masa iya malam-malam begini mau mengeluh. Tidak elok rasanya.
Baiklah saya akan menulis semua yang ada di pikiran saya sekarang.
Melukis senja ketika kita masih menjadi manusia kala itu. Rumput-rumput hijau. Kolam ikan. Sepasang ayunan yang kosong.
Orang-orang banyak cakap. Banyak mengeluh tentang diri mereka sendiri. Mencari guncangan. Menyalahkan orang lain. Seharusnya mereka bercermin.
Perjalanan. Imajinasi dan halusinasi. Debu. Perasaan yang tidak dapat aku ucapkan. Lalu lalang dan menunggu. Hitam. Kaca besar yang memantulkan senyuman. Langkah yang harus dibenci. Transisi gelap. Perpisahan.
Banyak hal harus diucapkan. Waktu. Tumbuhlah selayaknya manusia. Kita bukanlah siapa-siapa. Muda. Remaja. Dewasa. Tua. Mati dan secepatnya dilupakan atau dikenang.
Kacamata berdebu. Pikiran berkelana. Tidak lagi terarah. Mimpi,Imajinasi,Halusinasi dan harapan yang akan terwujud. Bebas. Terasing. Sungai dalam segala khayalan. Bangku bangku taman. Berbagai musim tersaji. Terbenam sesuai takdirnya.
Akhirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar