Rabu, 27 Oktober 2010

Tentang rambut dan sebagainya



            “Apa aku perlu memotong rambutku?”,pertanyaan itu seringkali hadir dan singgah sejenak dalam pikiranku dan biasanya melanda di malam hariku.Beberapa orang disekitarku selalu menaruh komentar terhadap rambutku yang sekarang sudah hampir sebahu.Setidaknya rambut ini membuatku sedikit seperti wanita jika dilihat dari belakang,dan sudah menimbulkan banyak persepsi padahal aku sudah merapikannya beberapa kali namun tetap tak bisa terlihat rapi.Memang menjadi laki-laki berambut gondrong kadang juga serba salah.Tapi untungnya aku sekarang tidak berada di jaman pemerintahan Alm.Soeharto yang pernah aku baca dibuku
Waktu itu seluruh masyarakat Indonesia dilarang berambut gondrong bahkan seluruh Indonesia,terutama ibukota menjadi seakan-akan memusuhi orang-orang berambut gondrong.Mereka yang berambut gondrong selalu dikaitkan dengan tindak kriminal yang terjadi,alhasil banyak dari pemuda kala itu terpaksa merapikan rambut mereka dengan terpaksa untuk menghindari “Razia Rambut” yang kala itu diadakan oleh satuan khusus yang dibentuk oleh pemerintah yang anti dengan rambut gondrong.Aku tak bisa bayangkan jika aku hidup di masa jeruji itu.Masyarakat berambut gondrong sudah terlanjur dicap jelek oleh masyarakat karena tidak mencerminkan kepribadian bangsa dan hal itu sedikitnya masih terbawa sampai sekarang.Kenapa orang-orang suka dengan mereka yang berdandan rapi dan kadang sampai seperti sekelompok laki-laki penyuka dandan berambut pendek dan klimis?.Menurutku sebagai laki-laki gondrong,toh tidak ada salahnya berambut panjang.Manusia juga mempunyai hak asasi sejak lahir,hanya saja aku mulai menerapkan hak asasi rambut gondrong ketika awal menjadi mahasiswa karena memang situasinya memungkinkan.Pandangan masyarakat atas rambut gondrong dan rambut rapi kadang juga sangat berbeda.Mereka yang berambut rapi dan berdandan wangi selalu di-identikkan dengan pengusaha-pengusaha sukses dan bermasa depan cerah indah dan wah.Sedangkan bagi mereka yang berambut panjang,gondrong selalu di-identikkan dengan seniman-seniman yang terlalu sibuk berfikir hingga tak punya waktu untuk sekedar memikirkan rambutnya dan kadang juga berambut gondrong dinilai sebagai orang yang tak tahu aturan dan digambarkan seperti para gelandangan kumuh yang tidak terawat.Dari situ timbul pertanyaan dalam benakku,apakah orang gondrong juga tidak bisa menjadi orang sukses dan bermasa depan cerah indah dan wah?Apakah orang yang selalu rapi tidak bisa menjadi seorang seniman?
            Tidak ada yang salah antara mereka yang berambut gondrong dan rapi,mungkin hanya berbeda dalam hal prinsip hidup,aku sendiri berprinsip bahwa penampilan memang penting untuk memberi first impression pada orang lain akan tetapi aku lebih nyaman dengan diriku saat ini.Aku memang gondrong dan sedikit acak-acakan tapi setidaknya aku tidak pernah merugikan orang lain dengan keadaanku sekarang.Aku tak begitu peduli pada first impression atau apalah namanya,bagiku ini hanya tentang bagaimana menjadi diri kita sendiri seutuhnya.Aku tak pernah begitu memikirkan first impression,bagiku yang terpenting adalah bagaimana kita selalu berusaha menghargai orang lain dengan segala kemampuan dan keterbatasan kita.
            Menjadi diri sendiri itu bukan hal yang mudah apalagi berpegang teguh pada sebuah prinsip hidup.Toh suatu saat rambut gondrong akan menjadi rapi dan rambut rapi jelas saja akan menjadi gondrong.Jadi,tumbuhkan rambutmu seperti kau menumbuhkan semangatmu,rapikanlah rambutmu seperti kau merapikan jalan hidupmu.Hargailah sesamamu seperti kau menghargai dirimu sendiri.

1 komentar:

  1. wah aku suka banget ama karya kamu ini. kesimpulannya memang tepat : Menjadi diri sendiri itu bukan hal yang mudah apalagi berpegang teguh pada sebuah prinsip hidup..
    Jadi,tumbuhkan rambutmu seperti kau menumbuhkan semangatmu,rapikanlah rambutmu seperti kau merapikan jalan hidupmu.Hargailah sesamamu seperti kau menghargai dirimu sendiri.
    Like this :D

    BalasHapus