Sabtu, 10 Desember 2011

Kuliah

Sebuah catatan perjalanan                                                                   Desember 2011

            Ketika kita sedang diam sementara segala sesuatunya berlalu dengan sangat cepat.
            Perasaan seperti itulah yang sepertinya sedang melanda beberapa teman sekelas saya dan juga saya dalam menghadapai berbagai tuntutan akademis. Tentang skripsi, tugas-tugas penghujung semester dan juga beberapa laporan yang harus segera diselesaikan. Sepertinya baru kemarin angka tigapuluh berganti dengan angka satu, tapi ternyata sudah hampir memasuki minggu kedua ujung bulan. Sebentar lagi tujuh akan beralih menjadi delapan, di suatu frase dimana saya harus segera menyudahinya, menyelesaikannya dengan indah agar bisa membawa kebanggaan kepada kedua orang tua.
            Sudah hampir tiga tahun saya menyandang sebutan mahasiswa di sebuah universitas di kota Malang, berjuang untuk memahami budaya dan bahasa orang lain setiap harinya. Namun sungguh bukan karena saya tidak bangga dengan bahasa Indonesia ataupun bahasa Jawa. Kebanggaan tersebut masih tetap ada walau bagaimanapun kondisi Negara ini. Saya menempuh studi dengan belajar bahasa dan sastra Prancis. Saya akhirnya berhasil mengenal ilmu yang sungguh baru dalam otak ini, saya mengenal pemikir-pemikir yang tersohor seantero dunia, saya belajar bagaimana sebuah people power bisa merubah sejarah suatu Negara, saya mulai memperluas area ketertarikan saya pada beberapa hal. Ini semua bukan sepenuhnya tentang modernitas jaman dan juga dalam rangka eksistensi diri saya, tapi juga tentang kenyamanan yang sedang saya cari. Saya nyaman berada di tahap ini.
            Efek, suatu yang timbul akibat dari peran beberapa hal yang terjadi atau dilakukan sebelumnya. Mempelajari bahasa Prancis memberikan saya banyak sekali efek yang langsung berusaha menyatu dengan jalur hidup. Saya sadar bahwa harusnya ada keseimbangan antara bahasa asing dan juga bahasa asli saya, Indonesia dan Jawa. Oleh karena itu saya mulai memperbaiki diri, mencoba memahami lebih baik apa yang sudah seharusnya saya mengerti. Di sisi lain, nampaknya godaan untuk mempelajari bahasa asing lain juga tak bisa terbendung, bahasa Rusia tiba-tiba datang begitu saja dalam kepala dan meski harus berusaha menghafal Cyrillic (Alfabet Rusia) dengan susah payah, toh saya juga tetap berusaha menghafalnya, dengan terbata-bata. Belajar bahasa membuat saya juga tergerak untuk mempelajari sejarah dunia, segala sejarah mulai dari peradaban Aztec, Yunani kuno dan juga sejarah beberapa orang-orang yang menurut saya hebat. Leonardo Da Vinci, seorang seniman Italia yang berhasil menggegerkan dunia hanya lewat karya-karyanya yang berupa lukisan. Tan Malaka, seorang pahlawan yang harus terlupakan oleh sejarah bangsanya sendiri. Masih banyak juga lainnya seperti Sitor Situmorang, Victor Hugo, Goenawan Muhammad, Ajahn Sumedho dan lainnya.
            Waktu berlalu dengan sangat cepat tapi saya harus tetap bertanggung jawab atas kuliah saya, atas kepercayaan yang diberikan oleh orang tua agar mereka tidak merasa kecewa. Diam, berpikir dan produktif.  

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar