Senin, 20 Desember 2010

Resolusi



           Tahun akan segera berganti dan setiap orang tentunya harus mempunyai pandangan tentang apa yang akan ia lakukan,apa yang harus ia capai pada tahun yang baru yang akan segera datang beberapa hari lagi.Resolusi,sebuah tindakan yang bertujuan untuk menambah arti untuk apa kita hidup atau juga untuk memperbaiki segala kesalahan yang telah kita lakukan sebelumnya.Menentukan sebuah tujuan untuk satu tahun hidup kita mendatang.Manusia hidup agar mempunyai arti bukan?Untuk belajar,belajar menghargai atau juga bisa tentang belajar kehilangan.Semua itu tentang belajar dan juga bersyukur.
            Jika aku bicara tentang apa yang akan aku perbuat satu tahun mendatang,aku punya banyak hal yang ingin dan harus aku capai tapi bukan sebagai sesuatu yang menekanku untuk tergesa-gesa mendapatkannya.Setidaknya mereka bisa memotivasiku untuk terus bersemangat meraih apa yang aku cita-citakan.Pertama,aku ingin menulis sebuah buku dan dapat diterima oleh penerbit dan kemudian diterbitkan.Bukan masalah terkenal atau meledaknya buku itu,tapi tentang apa yang bisa aku hasilkan dari belajar menulis selama ini.Orang tua pun juga bisa bangga jika mengetahui anaknya bisa menghasilkan sebuah buku.Kedua,aku ingin menabung dan bisa menghargai bagaimana susahnya mencari uang.Tidak kemudian memghamburkannya begitu saja.Juga tidak akan lagi memberatkan orang tuaku.Kuliah bisa aku biayai sendiri.Ketiga,aku ingin melukis segala hal disekitarku setiap bulannya,1 bulan 1 lukisan.Belajar melukis juga termasuk belajar menggambar bukan?Keempat,aku berharap bisa kuliah dengan lebih baik dengan berkutat di penjurusan sastra,aku bisa belajar banyak hal di area yang aku gemari.Kelima,mencoba untuk mencari informasi tentang beasiswa s2 yang sangat aku inginkan.Mempersiapkan program mana yang akan aku ambil,mulai mencari dosen asing yang nantinya akan merekomendasiku,meyakinkannya dengan kemampuanku.Aku akan mencoba masuk di Universite Toulouse le mirail dan mengambil program filosofi jerman dan prancis di lingkup eropa.Sungguh program yang benar-benar memotivasiku untuk terus belajar dengan lebih baik dan lebih tekun.
            Mungkin hanya lima hal itu yang akan menjadi prioritasku setahun kedepan.Semoga tuhan tetap menjaga jalanku dan memperlancar jalannya resolusiku.Amien 

Rabu, 01 Desember 2010

Bangga Indonesia

 Aku bangga berbahasa Indonesia

Aku bangga berbahasa Indonesia dan menjadi warga negara Indonesia sejak lahir hingga sekarang.Memang aku sekarang sedang menempuh pendidikan bahasa asing,lebih tepatnya bahasa dan sastra perancis di sebuah universitas dan tahun ini memasuki tahun kedua aku berkutat dengan bahasa perancis.Setiap hari aku akrab dengan bahasa perancis ini mulai dari mengenal sejarah bahasa hingga sejarah negara prancis termasuk budayanya.Mungkin hanya ada beberapa mata kuliah umum yang mengajarkan beberapa mata kuliah yang berbau Indonesia seperti Bahasa Indonesia,kewarganegaraan dan MKI (Manusia dan Kebudayaan Indonesia) namun kebanyakan hanya sampai semester tiga.Dari total jangka waktu 4 tahun,hanya 1,5 tahun waktu yang digunakan oleh pihak universitas mengajarkan mata kuliah berbau Indonesia.Aku dulu sempat merasakan bagaimana perasaan angkuh atas budayaku sendiri.Pada tahun pertama ketika aku memperoleh hasil yang lumayan baik pada beberapa mata kuliah asing sedangkan untuk mata kuliah Bahasa Indonesia dan MKI aku mendapatkan nilai E.Sungguh tragis memang waktu itu,aku terlalu bersemangat untuk mempelajari bahasa dan budaya orang lain sedangkan budaya dan bahasaku sendiri yang sejak lahir aku akrab dengannya menjadi sangat berantakan dan tidak sesuai jalur yang ada.Aku tidak akan menyalahkan dosen atau beberapa absent kosongku pada kedua mata kuliah tersebut karena aku juga sadar diri waktu itu,aku terlalu silau dengan keindahan dan keunikan bahasa perancis.Sungguh seorang remaja yang labil waktu itu.
            Sampai akhirnya ketika aku memasuki semester ke 4 aku mulai sadar akan betapa pentingnya mendalami budaya sendiri sebelum kita mencoba memasuki budaya orang lain.Setidaknya aku harus punya dasar yang kuat dan pengetahuan yang baik akan budaya dan bahasaku sendiri.Akan terlihat percuma jika aku bisa mempelajari bahasa asing dengan cepat dan baik sedangkan bahasaku sendiri,bahasa ibu yang aku dapat sedari lahir sangat kacau dan tidak sebaik bahasa asingku.Bagaikan manusia yang lupa akan siapa dirinya sebenarnya dan tidak mempunyai kesadaran yang cukup sebagai manusia,makhluk yang berakal dan bisa berpikir.Pada semester 4 aku mulai bisa sedikit demi sedikit memperbaiki diri dan juga mengulang lagi kelas Bahasa Indonesia dan MKI dan akhirnya aku bisa mendapatkan hasil yang lumayan baik pada kedua mata kuliah tersebut.Sejak saat itu aku sadar betul akan pentingnya mengetahui seluk beluk budayaku sendiri sebelum aku mencoba mencaritahu seluk beluk budaya orang lain.Sesungguhnya aku sangat bangga memakai bahasa Indonesia,aku mencoba menerapkannya dengan menulis seperti ini karena sebagai pemuda,tulisan-tulisan seperti inilah yang bisa kita jadikan alat untuk membangun diri kita,syukur jika bisa berpengaruh baik kepada orang lain.Dan sampai sekarang aku masih dalam proses memperbaiki diri agar aku tak lagi angkuh pada budaya dan bahasaku sendiri,bahasa Indonesia.
            Mungkin ini hanyalah contoh kecil dariku yang bisa aku lakukan akan tetapi proses belajar itu tak akan pernah berhenti.Akan terus berlangsung sampai kapanpun,dan hal itu pula yang akan terus aku lakukan.

Minggu, 21 November 2010

Waltz with bashir

Waltz with bashir,pertama kali aku mengenalnya dari sebuah majalah musik.Dari situ aku baca resensi singkat tentang film animasi ini dan karena masih belum mahir benar mengartikan bahasa inggris waktu itu aku hanya membacanya,biasa saja,tidak ada  apresiasi yang mendalam kepada film itu.Aku pikir toh juga bakal susah juga dapat film seperti itu.Mau beli dvd secara online,duit siapa yang mau dikorbanin?Aku hanya tertarik sebuah gambar yang tepat berada di bawah kalimat-kalimat resensi itu,sebuah gambar animasi seorang pria bertelanjang dada(hanya dada saja yang nampak telanjang,tidak lebih) dengan berlatar belakang beberapa tank perang serta warna sore suatu senja di suatu tempat.Sungguh gambar yang indah pikirku dan mungkin juga sebuah film yang menarik.Aku hentikan khayalanku untuk bisa menonton film itu dan membalik lembar resensi film itu ke lembar berikutnya dengan harapan aku bisa membuat kilasan film itu tidak lagi membuatku ingin untuk segera menonton filmnya.Berhasil,pikiranku tersita dan waltz with bashir pun tenggelam begitu saja dalam kepalaku.
Sampai akhirnya beberapa hari yang lalu,aku tidak sengaja menemukan film itu(jelas saja film bajakan) di sebuah warnet tak jauh dari rumahku.Tanpa pikir panjang,aku yang sebelumnya berniat mencari artikel untuk tugaspun segera meng-copy film tsb dan bergegas pulang untuk segera menontonnya.Ternyata tuhan mendengar dan melihat,meskipun pada waktu aku sangat berhasrat untuk menontonnya aku tidak berdoa kepada tuhan untuk bisa diberi kesempatan menonton filmnya,tapi tuhan ternyata memberi kesempatan itu padaku,diwaktu yang tidak aku duga sebelumnya.
Film itu memang benar-benar film animasi yang bercerita tentang perang disebuah Negara,entah mungkin Beirut atau di sabra & shatila  ataupun perang antara Israel vs Palestina yang sampai sekarang juga masih berlangsung,entah sudah sampai ronde keberapa.Ada seorang mantan prajurit yang pernah terlibat dalam perang tsb yang berusaha mendapatkan kembali sesuatu yang hilang yang mencoba ia temukan kembali kebenarannya,yaitu gambaran pembantaian pada waktu perang,pada waktu ia berumur 19 tahun dan sudah harus dikelilingi oleh tembakan,tangisan dan kehancuran.Dia hanya mendapatkan sebuah gambaran ketika ia sedang berada di tepi pantai dan kemudian berjalan ke tengah kota dan disanalah ia terjebak oleh kerumunan ibu-ibu berkerudung sambil berteriak-teriak.Setelah itu gambarannya pun hilang.Dia mencoba menemukan kembali gambaran yang lain dan memastikan semuanya dengan bertemu teman-teman seperjuangannya.Kita bisa melihat visualisasi dari tiap gambaran yang tengah disampaikan oleh para mantan prajurit-prajurit tsb.Sampai akhirnya ia tahu bahwa gambaran pembantaian yang ia coba temukan kebenarannya adalah gambaran yang telah menempel pada pikirannya sejak dia berumur 6 tahun ketika berada di camp pengungsian bersama keluarganya,di Auschwitz lebih tepatnya.Kenyataannya ia baru tersadar bahwa ingatannya ketika umur 6 tahun kembali datang beberapa tahun ketika tugasnya di Beirut telah selesai.
Film yang benar-benar bagus menurutku,setidaknya lebih membuatku berpikir daripada harus menonton film yang bercerita tentang itu-itu saja.Film yang pada bagian akhirnya menampilkan video singkat namun sangat menakjubkan,mungkin bisa membuka mata dunia.Kenapa harus berjudul waltz with bashir?Segeralah tonton filmnya,temukan keasyikan,temukan nilai,temukan jawaban apa hubungannya waltz dengan bashir.

Sabtu, 20 November 2010

Sebuah Keluarga

Orang-orang ribut di luar dan aku baru saja membuka mata tepat berada diatas ranjang.Masih pukul tujuh pagi dan aku harus terbangun gara-gara gaduh yang menembus ruang tidurku.Aku masih terlentang dan sedikit menggerutu dalam hati,mengeluh pada diriku sendiri  karena terganggu saat tidur memang benar-benar hal yang menyebalkan.Aku mencoba bangun dengan kemudian meraih kacamataku yang aku letakkan diatas beberapa tumpukan buku yang sengaja aku letakkan dekat dengan tempat tidur agar bisa terjangkau oleh tanganku.Membaca buku memang menjadi kebiasaanku sebelum tidur.Semalaman sudah kacamataku berdiri angkuh tepat diatas wajah sitor situmorang yang menempel di sampul buku-nya sendiri yang berjudul Paris-La nui,sebuah kumpulan puisi dari sitor situmorang yang menampilkan dua bahasa,Indonesia dan Prancis.Aku segera memakai kacamataku,bergegas untuk beranjak dari tempat tidur karena rasa penasaranku akan kegaduhan diluar tak bisa aku tahan.Di luar,sekumpulan orang yang kebanyakan para ibu-ibu yang sedang berbelanja kebutuhan untuk memasak sedang berkerumun mengitari seorang ibu,belum terlalu tua dan sepertinya bukan orang jawa asli karena terlihat dari logat bahasa dan tekstur wajahnya.Dia sedang menggendong anak kecil,sepertinya bayi dari ibu itu yang sedang menangis tanpa henti,sang ibu pun juga sedang menangis sambil tertunduk lesu,duduk di tepi jalan,di atas trotoar kecil.Rupanya ibu itu baru saja mengalami kecelakaan kecil,jatuh terpeleset dengan menggendong bayi di tangannya.Membuat si bayi yang sebelumnya tertidur menjadi terbangun tiba-tiba karena gravitasi bumi menjatuhkan dia dan ibunya.Beberapa orang sempat memberinya minum,mencoba untuk memisahkan bayinya dari gendongan sang ibu tapi sepertinya si bayi tak ingin sedikitpun beranjak dari pelukan sang ibu.Ibu-ibu tua di sebelahku berdiri,lebih tepatnya tetangga depan rumahku bergumam khas ala ibu-ibu jaman sekarang,dia belum pernah melihat ibu dan bayi tersebut di lingkungan rumahku sebelumnya.Aku pun juga ikut bergumam,bertanya-tanya sendiri,aku memang belum pernah melihat ibu dan anak bayinya sebelum hari ini,mungkin mereka baru saja pindahan,pikirku.
            Tak lama kemudian,seorang laki-laki yang juga tak terlalu tua tiba-tiba datang memecah kerumunan,menjawab segala rasa penasaran orang-orang yang mengerumuni ibu dan bayi itu.Laki-laki itu suami dari sang ibu dan ayah dari si bayi.Aku bisa mengetahuinya karena laki-laki itu membawa sebuah tas berisi botol susu bayi dan beberapa popok yang tampak kusut karena terlipat-lipat didalam tas kecil yang sedang dia bawa.Wajah laki-laki itu tampak gusar,jelas dia khawatir atas apa yang telah menimpa istrinya walaupun dia tak tahu pasti kenapa dan ada apa dengan istri dan anaknya.Mungkin hanya karena ada salah satu dari kerumunan tersebut berbicara terlalu berlebihan dan membesar-besarkan kejadian yang menimpa ibu dan bayi tersebut.
            Aku baru tahu,sebuah keluarga kecil yang sedang dikerumuni banyak orang ini adalah keluarga yang baru saja pindah dari luar jawa,berdiam di sebuah rumah kontrakan kecil dan laki-laki itu ternyata adalah seorang penjual koran keliling.Pantas saja aku tak pernah berjumpa dengan mereka sebelumnya,mereka baru beberapa minggu tinggal di kontrakan yang terletak di sebuah gang sempit,arah barat dari rumahku.Setelah sang ibu dan bayi bangkit dan berdiri kembali dari duduknya,mereka bertiga langsung melangkah perlahan,mungkin akan kembali pulang ke kontrakannya.Sang ayah membawa tas punggung yang berisi perlengkapan bayi,tangan kanannya menggandeng tangan sang istri sedang tangan kirinya membawa tumpukan koran dagangannya yang tampak masih belum ada satupun yang terjual,sedangkan istrinya mengelus rambut si bayi.

Rabu, 27 Oktober 2010

IBU

Aku tersadar kembali betapa penting arti seorang ibu dalam setiap kehidupan manusia bagaimanapun kondisinya.Suatu program pencarian bakat di televisi tengah membahas tentang betapa penting arti seorang ibu.Dengan mendengarkan lagu dari iwan fals – ibu aku jadi sadar dan semakin menguatkan hatiku,mempertahankan sesuatu yang tengah aku perjuangkan untuk ibu.Terlebih lagi memang sudah menjadi sebuah keharusan bagiku untuk membanggakan ibuku yang telah bersusah payah menghidupiku dengan segala keringat yang telah ia teteskan untuk sekedar memberiku dan adikku sesuap nasi.
            Aku sangat bangga dengan ibuku meski dalam keadaan sesulit apapun itu.Aku bangga dengan perjuangannya untuk bertanggung jawab atas aku dan adikku.Aku telah tulis besar-besar di dinding kamarku,beberapa pesan agar aku selalu ingat apa yang sedang aku perjuangkan saat ini.Aku bukan mengejar harta yang berlimpah atau kekayaan yang tiada habisnya.Aku hanya mengejar kebahagiaan yang ingin aku beri kepada ibuku,setidaknya aku bisa memberi kebanggaan kepada beliau,agar segala usaha beliau untuk membesarkanku,bersusah payah membiayai sekolahku hingga saat ini tidak akan pernah sia-sia.Di mataku,ibu telah bekerja keras selama beberapa tahun,menjadi seorang ibu juara satu yang tiada duanya bagiku.Tapi justru aku merasa hingga saat ini,semua jerih payahnya belum bisa ia nikmati dengan baik.Bahkan menurutku ibu sama sekali tak pernah menggunakan waktu luangnya untuk sekedar beristirahat,menikmati semua hasil kerjanya.Aku tahu dan ibu juga pernah bilang padaku bahwa semua manusia juga pasti punya masalah.Saat ibu tengah dilanda beberapa masalah,ibu tetap berusaha selalu tersenyum di depan kami.Karena aku tahu dia hanya akan menangis dan mengadu semua keluh kesahnya pada Tuhan.Dia berkata bahwa tugas kami sekrarang hanyalah belajar dan berusaha menggapai cita-cita kami.Tak usahlah peduli akan rentetan masalah yang tengah dihadapi ibu seorang diri.Seolah tak ada satupun yang peduli padanya tapi beliau selalu tetap berusaha tegar,menjadi wanita yang kuat,selalu taat berdoa kepada tuhan hingga tetes air mata pun sudah menjadi hal biasa.Aku ingin sekali melihatnya tersenyum bangga atas segala usaha untuk membesarkanku dan aku ingin sekali memberi kebahagiaan yang sesungguhnya untuk beliau.

Tentang rambut dan sebagainya



            “Apa aku perlu memotong rambutku?”,pertanyaan itu seringkali hadir dan singgah sejenak dalam pikiranku dan biasanya melanda di malam hariku.Beberapa orang disekitarku selalu menaruh komentar terhadap rambutku yang sekarang sudah hampir sebahu.Setidaknya rambut ini membuatku sedikit seperti wanita jika dilihat dari belakang,dan sudah menimbulkan banyak persepsi padahal aku sudah merapikannya beberapa kali namun tetap tak bisa terlihat rapi.Memang menjadi laki-laki berambut gondrong kadang juga serba salah.Tapi untungnya aku sekarang tidak berada di jaman pemerintahan Alm.Soeharto yang pernah aku baca dibuku
Waktu itu seluruh masyarakat Indonesia dilarang berambut gondrong bahkan seluruh Indonesia,terutama ibukota menjadi seakan-akan memusuhi orang-orang berambut gondrong.Mereka yang berambut gondrong selalu dikaitkan dengan tindak kriminal yang terjadi,alhasil banyak dari pemuda kala itu terpaksa merapikan rambut mereka dengan terpaksa untuk menghindari “Razia Rambut” yang kala itu diadakan oleh satuan khusus yang dibentuk oleh pemerintah yang anti dengan rambut gondrong.Aku tak bisa bayangkan jika aku hidup di masa jeruji itu.Masyarakat berambut gondrong sudah terlanjur dicap jelek oleh masyarakat karena tidak mencerminkan kepribadian bangsa dan hal itu sedikitnya masih terbawa sampai sekarang.Kenapa orang-orang suka dengan mereka yang berdandan rapi dan kadang sampai seperti sekelompok laki-laki penyuka dandan berambut pendek dan klimis?.Menurutku sebagai laki-laki gondrong,toh tidak ada salahnya berambut panjang.Manusia juga mempunyai hak asasi sejak lahir,hanya saja aku mulai menerapkan hak asasi rambut gondrong ketika awal menjadi mahasiswa karena memang situasinya memungkinkan.Pandangan masyarakat atas rambut gondrong dan rambut rapi kadang juga sangat berbeda.Mereka yang berambut rapi dan berdandan wangi selalu di-identikkan dengan pengusaha-pengusaha sukses dan bermasa depan cerah indah dan wah.Sedangkan bagi mereka yang berambut panjang,gondrong selalu di-identikkan dengan seniman-seniman yang terlalu sibuk berfikir hingga tak punya waktu untuk sekedar memikirkan rambutnya dan kadang juga berambut gondrong dinilai sebagai orang yang tak tahu aturan dan digambarkan seperti para gelandangan kumuh yang tidak terawat.Dari situ timbul pertanyaan dalam benakku,apakah orang gondrong juga tidak bisa menjadi orang sukses dan bermasa depan cerah indah dan wah?Apakah orang yang selalu rapi tidak bisa menjadi seorang seniman?
            Tidak ada yang salah antara mereka yang berambut gondrong dan rapi,mungkin hanya berbeda dalam hal prinsip hidup,aku sendiri berprinsip bahwa penampilan memang penting untuk memberi first impression pada orang lain akan tetapi aku lebih nyaman dengan diriku saat ini.Aku memang gondrong dan sedikit acak-acakan tapi setidaknya aku tidak pernah merugikan orang lain dengan keadaanku sekarang.Aku tak begitu peduli pada first impression atau apalah namanya,bagiku ini hanya tentang bagaimana menjadi diri kita sendiri seutuhnya.Aku tak pernah begitu memikirkan first impression,bagiku yang terpenting adalah bagaimana kita selalu berusaha menghargai orang lain dengan segala kemampuan dan keterbatasan kita.
            Menjadi diri sendiri itu bukan hal yang mudah apalagi berpegang teguh pada sebuah prinsip hidup.Toh suatu saat rambut gondrong akan menjadi rapi dan rambut rapi jelas saja akan menjadi gondrong.Jadi,tumbuhkan rambutmu seperti kau menumbuhkan semangatmu,rapikanlah rambutmu seperti kau merapikan jalan hidupmu.Hargailah sesamamu seperti kau menghargai dirimu sendiri.

Kamis, 21 Oktober 2010

Pepatah Tua


Ada sebuah pepatah yang entah dari mana kata-kata itu berasal,money isn’t everything but everything needs money.Kadang ungkapan ini ada benarnya juga jika aku diam,menyempatkan waktu untuk berpikir lebih luas dan kemudian melihat seorang bapak tua yang tiap pagi menarik gerobak sampah lewat di depan rumah.Ketika aku diam,aku bisa membiarkan pikiranku bebas menjelajah kemanapun dan kadang sampai ingin merasakan perasaan orang lain,atau mungkin mencoba menjadi orang lain lewat penjelajahan pikiran.Ketika aku mencoba menjadi bapak tua itu,aku menemukan suatu bukti bahwa aku butuh uang yang kuhasilkan dari hasil menarik gerobak sampah setiap pagi ini,yang hasilnya tidak seberapa banyak untuk aku bagi dengan anak dan istriku dirumah.Setidaknya akulah kepala keluarga,akulah seorang laki-laki yang harus bertanggung jawab kepada keluarga,tak peduli aku makin tua dan renta,tak peduli bau busuk menyengat yang menjadi sarapanku tiap pagi.Aku tak begitu membutuhkan uang yang melimpah yang bisa aku gunakan untuk berfoya-foya bersama anak dan istriku,bisa aku gunakan untuk membeli baju yang bagus dan menghadiahkan istriku sebuah gelang dari emas atau membelikan anakku sebuah handphone canggih.Bukan,bukan itu yang sebenarnya aku ingin sekarang,di masa hidupku yang mungkin sudah tidak lama lagi.Aku hanya butuh dan akan sangat senang sekali jika aku bisa mendapat uang dari jerih payahku menarik gerobak sampah ini,meski hanya beberapa ribu rupiah hasil yang aku dapat tiap bulannya,tapi setidaknya itu cukup untuk memberi makan untuk istri dan anakku dirumah.Setidaknya aku juga takkan khawatir mereka akan kelaparan dan sakit-sakitan.Dan yang lebih penting lagi,aku berusaha menjadi seorang ayah yang baik dengan caraku sendiri dan juga dengan kesempatan yang diberi oleh tuhan padaku.Memang kadang keinginan untuk menjadi seseorang berlimpah akan uang itu ada,tapi pun aku juga cepat menyadarkan diri.Aku sadar akan kebutuhanku di masa tua ini,bukan uang dan segala dunia yang aku butuh,aku hanya perlu mensyukuri apa yang telah aku hasilkan sampai saat ini,menikmati kebahagiaan menurut caraku sendiri bersama anak dan istriku,mendidik anakku yang kelak akan aku tinggalkan agar bisa menjadi seorang laki-laki yang juga bertanggung jawab akan sekitarnya.Uang memang bukanlah segala-galanya bagiku,anak dan istriku itulah yang berarti segalanya bagiku,harta yang takkan terganti oleh apapun.Tapi aku juga tak bisa memungkiri bahwa segalanya butuh uang,makanan kami bertiga pun juga dibeli dari uang tapi setidaknya aku juga tidak perlu segalanya yang ada di dunia untuk menjadi bahagia,cukup aku istriku dan anakku serta hidup kami yang sederhana tapi bahagia.Semoga tuhan mendengar doa kami

Kamis, 30 September 2010

Perhitungan hidup

Dua dasawarsa hidupku.
Aku bersyukur atas segala kecepatan waktu yang telah membawaku kepada hidup.Aku telah melangkah dan mulai menghitung umur dari nol yang benar-benar kosong hingga menjelang angka duapuluh ini.Di suatu titik aku pasti akan berhenti sejenak,dan kali ini aku hampir berada pada titik yang kedua.Pada titik yang pertama lalu aku tak terlalu peduli dengan segala ini karena aku masih sangat belia kala itu,seorang bocah laki-laki berumur 10 tahun yang gemar bermain sepakbola tanpa menghiraukan terik matahari.Kini bocah itu telah beranjak dewasa menjadi seorang laki-laki,tapi belum menjadi seorang pria karena memang belum saatnya.Aku sekarang bisa bebas menjadi diriku,tahu pasti apa yang sedang aku perjuangkan dan aku tak lagi ragu untuk mengejar mimpiku.

Bicara soal mimpi.
Mimpiku ada berjuta bahkan tak terhingga,tapi toh semua mimpi itu hanya bermuara pada satu hal,membuat bangga kedua orang tuaku yang telah susah payah merawatku,terutama ibuku yang super hebat tak tertandingi itu.Dan juga tentang segala kegilaanku pada prancis dan Toulouse-nya yang terus menerus menggodaku agar aku bisa segera mencapainya dan hal itu juga memotivasiku untuk tetap semangat kuliah sastra prancis.Aku akan mempertaruhkan segalanya untuk hidup di sana dan menikmati senja di tepi sungai garonne.

Kembali ke angka dua dan nol.
Duapuluh tahun yang lalu aku terlahir,tuhan memberiku segala kesempurnaan yang tiada dua.Aku tidak begitu tampan dan rupawan,aku tidak begitu tinggi,aku tidak mempunyai kulit yang putih tapi setidaknya aku sempurna untuk hidupku dan garis yang melingkarinya.Perjalananku dari titik pertama menuju titik kedua benar-benar menjadi perjalanan yang takkan terganti.Dalam rentan waktu 10 tahun ini aku banyak sekali mengalami perubahan dan juga tentu saja segala sekitarku juga ikut berevolusi.Suatu waktu yang singkat bagi manusia yang tengah menjalani hidup sebagai sebuah misterinya,kenapa dia terlahir dan kapan dia mati.Mungkin tuhan memberiku 8 dasawarsa lagi setelah ini,memberiku kesempatan lebih banyak untuk hidup atau bahkan mungkin bisa saja aku tak akan lagi menjumpai dan sampai pada titik ketiga itu.Duapuluh itu membuatku harus terlihat lebih dewasa,tapi sebenarnya aku tak perlulah memaksakan harus seperti itu.Aku cukup harus lebih bijak dalam melangkah,memilih mana yang benar dan salah,mana yang baik atau tidak untukku,itulah anjuran yang terolah di dalam otakku dan kuterapkan pada kehidupanku sendiri.Aku sekarang mengejar dasawarsaku yang selanjutnya,pemberhentianku pada titik ketiga dimana akan ada banyak hal baru yang akan aku temui,tapi aku yakin semua itu tetap akan membuat perjalanan ini semakin menakjubkan.

Dan mulai dari sekarang perjalanan itu akan bermula lagi

Senin, 13 September 2010

Dimensi (menurutku)

Hari ini bukanlah hari yang spesial,masih seperti hari-hari yang telah berlalu dan akan terjadi dalam hidupku.Hujan terus mengguyur sepanjang sore sampai malam,berkuasa penuh atas matahari dan bulan.Ternyata memang tidak ada kemarau bagi kami semua karena ia telah memutuskan untuk pergi dari dunia dan sekilas tentangku.
Aku terjebak di dalam dimensi yang terbentuk dari imajinasiku di dalam kamar di bawah atap di atas karpet dan di antara benda-benda khayalanku.Dan lebih hebatnya lagi aku terperangkap semena-mena di depan canggihnya tekhnologi jaman sekarang yang membuatku ingin menjelajah dunia.Tepat di depanku terdapat tempel-tempelan berbagai macam hal mulai dari tiket kereta api yang membawaku dan seseorang-ku membelah panas kota pahlawan sampai segala gambar abstrak yang aku lukis hanya ketika aku sedang ingin melukis dan menggambar.Hasilnya memang sangat amat buruk oleh karena itu aku katakan sebagai gambar yang abstrak ditambah lagi aku menggambarnya dengan tangan kiri sebagai usaha melatih kedua tanganku untuk sama-sama hebatnya.Tak akan pernah ketinggalan juga sebuah gambar yang akan terus memotivasiku mengejar mimpi dan membuat bangga kedua orang tuaku.
            Di samping kananku terletak berbagai benda-benda aneh dan menakjubkan dari mulai kamera analog tua sampai bekas kotak tisu yang aku modifikasi menjadi sebuah kotak luar biasa tempatku menyimpan tabungan masa depan untuk mengejar mimpi di Toulouse.Aku tuliskan tulisan pembangkit semangat itu di atas sebuah isolasi kertas yang aku tempel di tutup kotak tersebut,melingkar merengkuh segala sudut kotak ajaibku.Tak jauh darinya tertempel sebuah lukisan yang amat sangat spesial bagiku walau benar-benar abstrak ia terlihat akan tetapi memang sangat khusus bagiku,menghiasi dindingku menggantikan sosok yang tak lagi nyata memang sungguh luar biasa.
            Dimensi ini terlihat sedikit berantakan.Dimensi ini terlalu sempit untuk mimpi-mimpi besar.Dimensi ini terlalu berkawan dengan dingin.Akan tetapi dimensi ini akan selalu menjadi tempatku bernafas,belajar,berkarya,berkeluh,berdoa,beranjak dewasa dan tentu saja berani mencipta serta mengejar mimpi-mimpi besarku.

Selasa, 31 Agustus 2010

Pelajaran Hidup I

Hari ini aku mendapatkannya,satu lagi pengalaman yang kelak akan kujadikan satu di babak akhir hidupku.Pengalaman bertemu dengan mereka yang sedikit kurang beruntung ketika acara buka bersama di kampus.Mereka tampak masih kecil kebanyakan,tapi ada juga yang sudah berada di bangku kuliah.Sebenarnya menurutku mereka itu bukanlah orang yang kurang beruntung,justru mungkin mereka sebagian kecil orang-orang yang menjalani hidup dengan sangat menakjubkan.Mereka pribadi yang tangguh,kadang lebih tangguh dari kita.Tapi mereka memang benar-benar tangguh kurasa dan mereka juga tampak bisa lebih bahagia daripada kita yang berkeadaan sedikit lebih baik.
            Aku perhatikan bocah-bocah kecil itu tertawa,saling bercanda,lepas tanpa batas.Mereka terlihat lebih mendapatkan bagaimana kebahagiaan masa kecil walaupun dengan keadaan yang seadanya akan tetapi mereka bisa menikmatinya.Sungguh membuatku ingin terjun kedalamnya,menengok sekuat apakah tembok hati mereka.Aku masih seksama memperhatikan dua bocah itu,mereka masing-masing berumur 5 dan 11 tahun.Mereka berdua terlihat sangat merasa nyaman berada di tengah-tengah keluarga tanpa canggung tanpa ada celah yang memperlihatkan suatu ketidaksempurnaan.Begitu pula para perempuan yang letak duduknya sedikit terpisah dari tempat laki-laki,hanya berjarak beberapa langkah saja.Mereka tampak rapi dan anggun mengenakan kerudung putih yang rupanya sengaja diseragamkan dengan yang lain,baik juga kopyah yang dipakai oleh yang laki-laki.Di baris perempuan ini lagi-lagi ada seorang bocah yang menggodaku untuk fokus kepadanya.Wajahnya sedikit tembem dengan setelan batik yang sangat cocok ia kenakan.Sesekali ia mainkan kerudungnya menutupi wajah dan pipinya yang agak sedikit mirip salah seorang artis cilik dulu.Dan lagi-lagi aku sangat menunggu senyuman dan tawa darinya.Bagiku benar-benar ada yang berbeda dengan tawa dan senyum mereka,baik bocah laki-laki ataupun perempuan kecil itu.Karena dengan melihat kebahagiaan mereka seperti itu aku bisa menjadi sangat amat bersyukur dengan aku yang sekarang.Mungkin semua orang yang hadir pun juga akan berpendapat demikian.Tentu seharusnya aku dan orang-orang yang sedikit beruntung daripada mereka bisa menciptakan bahagiaku sendiri walaupun masalah yang datang cukup berat untuk dihadapi.Tapi aku akan selalu mencoba menengok bagaimana cara saudara-saudaraku itu untuk tetap tersenyum di saat berbagai masalah ringan sampai yang paling berat sekalipun datang.Dan tentu saja tak lupa sebelum itu aku tak akan pernah lupa bersyukur kepada tuhan atas segala yang telah dia berikan padaku sampai saat ini,dan juga atas berbagai cobaan yang telah membuatku belajar serta bagaimana tuhan memberiku mimpi yang akan selalu aku kejar sampai aku mendapatkannya.
            Terima kasih kepada semua adik-adik yatim piatu yang telah memberi saya pelajaran begitu berharga,membuat saya semakin termotivasi dalam megejar mimpi,membuat saya sadar bahwa sebenarnya manusia bisa menjadi cukup tangguh untuk perjalanan hidupnya sendiri tergantung bagaimana proses kita menjalaninya.
            Merci Dieu,C’est un bon mardi pour moi.

Jumat, 20 Agustus 2010

Langkah-langkah perkasa

            Aku telah siap untuk berangkat lagi menuju petualangan yang lebih baru dari sekarang.Setelah sebelumnya aku hanya bisa menerka bagaimana wujud gunung bromo,bagaimana rasanya melihat sunrise dari penanjakan,seperti apa kawah ijen,sejauh apa aku harus berjalan untuk mencapai puncak dan bagaimana rasanya rindu dengan rumah,kini aku telah mewujudkannya.Aku tahu bagaimana wujud gunung bromo yang tampak angkuh bersanding dengan gunung semeru,berkuasa atas seluruh lautan pasir yang mengitarinya.Aku bisa merasakan hangat dan dinginnya penanjakan ketika aku menunggu rona merah matahari muncul hingga menjadi sempurna dan siap menerangi jutaan manusia di bumi.Aku juga menjadi tahu ternyata kawah ijen memang sangat indah jika kita beruntung dan tak ada awan yang bersekongkol mempersempit jarak pandang kita atas kawah yang kaya akan belerang itu.Bahkan kita memang harus benar-benar beruntung karena perjalanan sejauh tiga kilometer yang menanjak tak akan menjadi singkat dan mudah,bahkan perjalanan turun gunung bisa menjadi sangat sulit karena licinnya jalan setapak yang biasanya diguyur hujan setiap pagi menjelang.
Berjalan menuju kawah ijen merupakan suatu olahraga penghabisan sepanjang total enam kilometer yang sangat melelahkan.Belum lagi kita bisa merasa tersaingi oleh para pemikul belerang yang setiap harinya berjalan sejauh enam kilometer naik turun dengan membawa beban total belerang seberat dua ratus kilometer.Aku sangat amat malu dengan mereka yang benar-benar menghargai hidup dengan bekerja amat keras seperti itu apalagi ketika aku mengambil nafas dan meneguk air mineral di depan mereka yang semangat berjalan turun menyusuri jalan yang berliku dan licin dengan amat lihainya.Tak ada air mineral ataupun nafas panjang bagi mereka karena mereka diburu dan ditunggu,bukan mereka sebenarnya yang ditunggu tapi lebih tepatnya belerang yang mereka ambil dari kawah-lah yang amat ditunggu untuk diolah lagi di tempat pembakaran belerang yang berdinding rajutan bambu itu.Kawah ijen memang ganas bagiku tapi bagi mereka yang menggantungkan hidup dari tumpukan-tumpukan belerang,hidup pasti lebih ganas.Itulah pekerjaan yang mereka pilih dan mereka tak pernah tampak mengeluh dengan semua keringat yang telah terbuang ataupun luka yang mereka dapat dari pekerjaan hebat mereka.Walaupun terjatuh mereka bisa kembali bangun,mencoba memikul kembali beratnya tumpukan belerang yang akan menjadi sesuap nasi yang akan sangat membahagiakan istri dan anak mereka yang sudah menunggu dirumah.
            Aku perhatikan salah seorang pembawa belerang yang sedang menuruni jalan setapak yang masih belum terlalu berliku.Badannya tampak lemah,wajahnya mulai tua,tanpa sepatu ia berjalan,betisnya nampak terluka karena darah segar bercucuran perlahan,sedang punggungnya memerah dan akan terus begitu sampai dia berhenti bekerja mencari belerang.Aku perhatikan langkahnya benar-benar pasti karena mungkin ia sudah hafal benar akan jalur yang setiap hari selama bertahun-tahun ia lalui.Dua keranjang yang ia hubungkan dengan sebatang bambu itu nampak sangat kuat meski kadang berdecit menggores punggungnya sedikit demi sedikit.Aku dapatkan pemandangan yang sangat indah disana,melihat lembah yang berkabut,tumbuhan paku yang menghiasi sepanjang perjalanan dan juga senyum yang masih terdapat dalam diri para pencari belerang tersebut yang selalu mereka tunjukkan ketika berpapasan dengan pengunjung kawah yang selalu tampak kelelahan di sepanjang perjalanan.Mereka memang hebat dan tak akan pernah kalah hebat dengan indahnya kawah ijen tempat mereka menggantungkan hidup.

Roller Coaster

Meskipun aku telah bersusah payah untuk bangun lebih awal ternyata masih belum membuahkan hasil yang memuaskan.Mungkin juga karena angkot yang kami naiki mulai dari depan fakultas administrasi sampai depan terminal itu berjalan dengan kecepatan yang sama sekali tidak bisa menjamin penumpangnya akan cepat sampai di tempat tujuan.Menurutku kecepatan angkot itu setara dengan seseorang pemuda yang dengan semangat mengayuh fixie bike yang lagi ramai-ramainya dibicarakan,tanpa peduli rasa lelah dan panas walaupun akhirnya kecepatan maksimalnya hanya 50km/jam.Kami ragu akan mendapatkan bus yang akan langsung membawa kami berdua menuju tempat yang telah dijanjikan sebelumnya.Tempat itu juga masih baru untukku yang sama sekali aku belum pernah mengunjunginya,terletak di sebelah barat kota malang.Sebuah kota kecil yang ternyata kadang menjadi pusat pemberhentian kereta eksekutif dari kota jogjakarta.Tetapi keraguan yang sempat menghantui itupun terhapus karena ternyata kami bisa mendapatkan bus yang sudah siap berangkat menuju tempat tujuan kami dan kami berdua mendapatkan tempat duduk tepat berada di belakang pak sopir yang sedang bekerja.Aku duduk disamping seorang ibu yang berkerudung dan sedang menuju kampong halamannya.Sedang temanku duduk di belakang pak tua yang mengenakan jaket parasit hitam yang tampak sangat jelas melindungi sekotak kardus yang tepat berada dibawah kakinya.Seperti mengamankannya dari berbagai ancaman dicuri ataupun rusak terkena injak kaki para penumpang lainnya..Aku sangat menikmati perjalananku kali ini dan sejujurnya aku sangat senang berada di dalam roller coaster ini.
Dari tempat duduk aku bisa dengan jelas melihat ke depan melalui sebuah kaca besar yang menghubungkan panas dan liku jalan dengan kami semua yang sedang menikmati perjalanan.Baru kali ini sebuah roller coaster melaju kencang di jalan raya yang sangat berkelok dengan background alam yang mungkin di Disneyland pusat pun tak akan bisa menyamainya.Jalannya berliku,menanjak,berkelok dan menakjubkan bagi siapa saja yang pernah melewatinya apalagi bagi mereka yang sangat rentan dengan sebutan mabuk darat,kantong plastic pun selalu menjadi elemen terpenting.Aku selalu merasa amat senang ketika melakukan perjalanan karena kelak suatu hari aku akan berkeliling Indonesia sendiri dan kemudian setelah itu aku akan berkeliling kota Toulouse,Prancis.Aku akan selalu membawa tas hitam yang kubeli setahun yang lalu yang memang sudah aku persiapkan untuk menjadikan aku seorang backpacker walaupun bukan backpacker yang sebenarnya tapi suatu saat aku akan mewujudkannya menjadi kenyataan,seorang bacpaker yang berkeliling dan selalu mengabadikan pengalamannya lewat sebuah kamera fisheye yang untuk membelinya pun aku harus menabung terlebih dahulu dan sampai sekarang baru setengahnya mampu aku tabung.Jalanku masih panjang,untuk menjadi seorang bacpaker,seorang penulis ataupun untuk membeli sebuah kamera fisheye yang aku inginkan sedari dulu.Tapi setidaknya usahaku untuk memepertahankan konsistensi lah yang harus aku jaga dan juga aku harus tetap membakar semangat yang terkadang terbang tenggelam,mengejar mimpi memang bukan hal yang mudah.
Deretan bukit-bukit dan pohon-pohon tinggi itu seperti tak mampu mengejar dan menyamai kecepatan roller coaster kami.Mereka tampak tertinggal jauh dan setelah itu mereka kembali diam seperti tak ingin lagi mengejar kami.Kembali menempati tempat mereka tumbuh dan menjadi tinggi mencapai angkasa lapis pertama dari bumi.Semua tampak hijau dari tempatku duduk,sungguh menyegarkan mata yang mulai terasa berat dan ingin segera beristirahat.Lawan kami yang terakhir cukup sulit dikalahkan karena ternyata dia mampu menyamai kecepatan melaju kami dan bahkan tak segan dia menjadi dua,menjadi musuh yang tangguh sepanjang perjalanan.Kecepatannya sempurna,tak menunjukkan suatu kelemahan dan kelelahan sedikitpun.Kami berlomba mencapai ujung perjalanan dan ternyata dia tiba-tiba berkelok,menuju arah matahari menjauhi kami.Aku dan seluruh penumpang tak lagi menjadi seorang pemenang,berusaha mengakui ketangguhan lawan kami yang terakhir.Kekalahan itu membuat roller coaster berhenti dan kami berdua turun disebuah halte menunggu roller coaster yang lain datang menjemput,menanti lawan macam apalagi yang akan kami temui dalam perjalanan menuju stasiun kertosono.

Rabu, 28 Juli 2010

Esensi

Jam dinding tua merk citizen itu selalu mencoba mengawasiku dengan segala kekuatannya yang hanya berisi sepasang baterai yang mungkin kini juga sudah hampir habis dayanya.Memang kali ini aku mencoba mencari suasana baru dengan duduk di depan televisi dan mencairkan ide-ide yang memenuhi kepalaku.Asal tahu saja bahwa akhir-akhir ini semangatku untuk menulis sangatlah besar,entah kenapa.Sampai-sampai tak pernah sekalipun aku keluar rumah dan mencoba kembali bersahabat dengan sang surya.Tapi toh juga akhir-akhir ini sinar matahari juga sedang tak bersahabat dengan bumi.Mungkin matahari sembunyi atau sengaja disembunyikan oleh suatu konspirasi yang tengah dilakukan oleh sekumpulan awan hitam karena mereka ingin menggantikan eksistensi sang surya?? Barangkali saat mendung datang matahari berada di suatu titik terbelakang jauh dari planet venus maupun merkurius karena tengah di sekap oleh sekumpulan bintang-bintang yang bekerja sama dengan awan-awan.

            Begitu pula Hemingway yang terus mengejarku agar segera menyelesaikan A moveable feast yang bercerita tentang kota Paris itu.Dan juga Man without women serta  To have and have not (thanks to jennsatya for borrow me) yang sama sekali belum aku tahu apa isinya sejak beberapa minggu lalu.Godaan untuk menulis dan belajar menggambar terlalu kuat dari apapun saat ini,bagiku yang sebelumnya hanya gemar menulis kata-kata yang ternyata menjadi sebuah puisi ke dalam sebuah notes kecil.Tapi mau gak mau aku harus segera menyelesaikan ketiga novel tersebut dan mungkin setelah itu aku bisa mencari buku-buku lain yang bisa aku baca.Namun yang lebih penting dari semua hal yang berdetak bersama detik-detik jam citizen ataupun kegelapan yang setiap sore datang lebih awal adalah aku sangat menyukai kata-kata Hemingway tentang esensi paris bagi dirinya dan ia coba berbagi kepada orang lain yang tentu saja membaca novelnya.

            “If you are lucky enough to have lived in Paris as young man,then wherever you go for the rest of your life,it stays with you,for Paris is”

            Tapi bagiku sendiri,Paris atau Toulouse sama saja.Aku akan mempertaruhkan segalanya untuk mencapai Eropa.

Selasa, 27 Juli 2010

Kehidupan Pagi

Aku salut kepada mereka yang aku lihat tiap pagi berjalan bersama-sama dan tampak kompak dengan setelan training yang berwarna merah putih itu.Kebanyakan wanita tanpa ada seorang pria satupun,tapi kadang aku melihat beberapa orang pria langsung datang ke venue dan bergabung dengan para wanita tanpa canggung tanpa segan.Sekelompok orang-orang ini memang terlihat sedang bersemangat mengikuti senam jantung sehat yang bisa sangat jelas kita baca dari spanduk yang dipasang di atas sebuah mesin tempur peninggalan belanda yang sejak beberapa tahun lalu dibangun sebuah atap fiber untuk melindungi mesin tempur yang masih terlihat gagah itu dari serangan panas dan hujan.Dan rupanya meskipun sebagian besar pelaku senam jantung sehat itu adalah manula akan tetapi semangat mereka dalam memperjuangkan kesehatan yang kata orang “kesehatan itu sangat mahal dan tak bisa dibeli dengan uang” sangat luar biasa.Bayangkan saja mereka kebanyakan berangkat dengan berjalan kaki dan tentu saja mereka harus terbiasa bangun pagi untuk melakukan sholat subuh(bagi yang melakukannya) dan kemudian menempuh perjalanan yang sama setiap pagi di setiap hari.Mungkin saja mereka juga bersaing dengan penjual sayur yang juga tiap pukul satu malam berkumpul di suatu tempat menunggu angkot yang sudah mereka sewa secara harian untuk mengantarkan mereka berbelanja keperluan dagangan mereka ke pasar induk.Atau bersaing dengan loper-loper Koran yang harus sudah siap mengambil Koran di beberapa agen ketika kita semua kebanyakan masih baru saja mengawali mimpi dan nyenyak tertidur.Sungguh kehidupan pagi yang penuh dengan nilai-nilai yang kadang jarang kita dapatkan dari kehidupan-kehidupan selain itu.Beberapa orang dengan semangat,berjuang agar tetap hidup sehat walaupun mungkin keadaan jasmani mereka sudah tidak seperti ketika muda,sebagian lainnya mesti bangun lebih awal bahkan sangat awal ku rasa untuk segera mendapatkan dagangan yang bisa mereka jual untuk menyambung hidup dan membayar uang sekolah anak-anak mereka walaupun mungkin hasil yang mereka dapat setiap harinya belum cukup memenuhi segala kebutuhannya tapi mereka bisa berusaha untuk menabung sedikit hasil itu demi kelangsungan hidup.Sungguh menyenangkan melihat orang-orang yang mempunyai semangat seperti itu.

Heritage

Ada satu hal yang harus aku katakan pada tuhan ketika aku dan wanitaku sudah hampir berjalan sejauh satu kilometer yaitu terima kasih tuhan. Kau telah menggerakkan hati salah seorang dari penduduk Surabaya sehingga orang itu bisa membangun sebuah supermarket yang berada tepat di depan kami sekarang.Dan sekarang supermarket itu bisa sedikit membantu kami melepas segala gerah dan lelah karena tentu saja di dalam supermarket itu terdapat sebuah mesin pendingin yang sangat bermanfaat sekali bagi para pengunjung yang datang untuk berbelanja.Tapi kemungkinan juga ada saja pengunjung yang hanya berbelanja sebotol minuman ringan dan sepotong roti,selebihnya dia hanya berputar-putar di dalam supermarket untuk merasakan dinginnya air conditioner secara gratis.Kami berdua pun masuk ke dalam dan langsung dapat merasakan perbedaan antara surga dan neraka.Di dalam supermarket rasanya seperti surga karena sangat sejuk dan menyegarkan apalagi ketika aku melihat minuman-minuman dingin di dalam refrigerator yang menggodaku untuk segera mengambil,membayar dan meminumnya sepuasku.Setelah berhasil mendapatkan kesejukan yang amat jarang terjadi itu,wanitaku segera menuju refrigerator dan mengambil sebotol minuman yang menurut iklan di televisi bisa mengembalikan semangat jadi 100 persen.Dan aku pun segera mengambil sebotol minuman yang sejak daritadi terus menggodaku,mengalahkan perhatian kepada wanitaku yang sangat letih karena berjalan jauh.Kami pun tampak tak sabar untuk segera membawa minuman itu ke kasir dan meminumnya sehingga tenggorokan kami bisa sedikit basah dengan semua kesegaran yang dijanjikan oleh iklan di televisi.Tak lupa juga kami membeli beberapa snack yang pada akhirnya juga tidak terjamah sama sekali,mungkin hanya snack rasa pisang keju itu yang berhasil kami santap ketika perjalanan pulang ke malang,tapi lainnya masih tetap diam menempati kantong plastik dan tak tersentuh sama sekali.

            Setelah beranjak dari pintu supermarket kami sedikit terburu-buru karena tentu saja kami tak ingin ketinggalan mini bus yang akan membawa kami berjalan-jalan mengelilingi Surabaya.Dan aku rasa sekali lagi kami harus berterima kasih kepada tuhan karena kami datang sangat amat tepat waktu karena jika kami terlambat beberapa menit saja tentu kami tidak akan bisa mewujudkan harapan-harapan yang sudah tercipta bahkan sejak kami turun dari kereta api.Mini bus yang berwarna merah dan berbentuk sedikit unik itu ternyata sudah berancang-ancang untuk membawa beberapa turis berkeliling Surabaya.Setelah kami berdua menyelesaikan reservasi tiket dan segala macam persyaratannya akhirnya kami bisa memasuki surga kedua kami siang itu.Mini bus itu sangat terlihat memberi kenyamanan yang luar biasa kepada penumpangnya,full ac,tempat duduk yang empuk dan tentu saja teman seperjalanan yang menyenangkan sedang duduk disebelahku,menempati bangku idamanku.Di samping kami duduk sepasang turis asing yang berasal dari jerman dan sedang melakukan bulan madu di Surabaya.Aku sempat menguping pembicaraan mereka dan dari situlah aku yakin bahwa mereka berasal dari jerman dan bukan dari amerika seperti kebanyakan orang-orang berpendapat tentang turis asing,orang-orang selalu menyebutnya wong amerika padahal belum tentu turis-turis asing yang datang ke Indonesia sepenuhnya berasal dari amerika.Di depan kedua turis itu duduk seorang laki-laki dan perempuan yang sepertinya juga sedang berusaha mencari alternative dalam berkencan dengan berkeliling Surabaya di siang hari yang panas berdua saja.Sungguh indah pemandangan seperti itu daripada melihat orang-orang berpacaran yang berkencan dengan monoton,hanya menghabiskan waktu berjalan bergandengan mengumbar kemesraan di mall-mall tersohor di kotanya.

            Banyak sekali objek-objek bersejarah yang kami lewati dan tentu saja bagiku sangat bermanfaat sekali karena aku sekarang tahu bahwa pertokoan SIOLA ternyata didirikan atas kerjasama lima orang sekaligus dan nama SIOLA diambil dari huruf depan kelima pendiri tersebut.Dan juga aku tahu bahwa bangunan tua yang berada tepat di depan ku ketika kami semua harus dengan sabar menanti lampu merah menjadi hijau di sekitar tugu pahlawan adalah sebuah ballroom yang dulunya dipakai sebagai tempat berdansa para bangsawan belanda.Dan masih banyak lagi pengetahuan yang bisa kami dapatkan dengan mengikuti tour singkat ini dan sekali lagi terima kasih tuhan karena selain mendapatkan pengetahuan aku juga masih bisa menikmati senyum wanitaku yang tampak senang sekali dengan perjalanan ini.Mungkin bagi wanitaku,semua objek-objek yang kami kunjungi tak pernah lebih menarik daripada mini bus merah yang kami naiki itu.Jika saja dia menemukan sebuah lampu tua dan ternyata berisi seorang jin yang akan mengabulkan tiga permintaan,aku yakin kalau wanitaku pasti akan meyertakan satu keinginan bahwa dia ingin membawa mini bus ini pulang ke malang sebagai alat transportasinya yang baru.Aku sangat yakin soal itu

            Satu jam telah berlalu dengan cepat akan tetapi bayangan akan betapa indah musik yang dimainkan oleh seorang seniman muda di sebuah galeri (yang kami kunjungi) yang sedang mengadakan pameran  tadi masih terngiang-ngiang di dalam kepalaku.Sungguh terlalu indah walaupun dia hanya sedang melakukan check sound dan suara yang dihasilkan sebuah alat musik yang untuk memainkannya harus dipetik ini sangat bisa merasuk ke dalam kepala walaupun saat kita mendengarnya kita sedang memikirkan banyak masalah.Alunan musik itu akan memaksa masuk kedalam kepala dan menciptakan sendiri ruang kosong yang hanya khusus untuknya agar kita tak mudah melupakannya begitu saja.Tak peduli seberapa banyak massalah yang sedang kita pikirkan.Sungguh tak terlupakan begitu saja

            Perjalanan siang itu pun berakhir ketika mini bus merah mulai memasuki garasi dan beristirahat menunggu jam perjalanan berikutnya yang tentu saja akan melewati rute yang sama seperti sebelumnya.Aku bisa melihat betapa wanitaku sangat menginginkan mini bus merah itu untuk dibawa pulang dan sebenarnya aku pun juga sedemikian berharap bahwa mini bus merah itu bisa membawa kami pulang ke malang agar kami tak perlu berdesakan di dalam kereta api.Mungkin akan sangat menyenangkan jika tuhan sekali lagi membantu kami dan mengabulkan keinginan kami akan hal itu akan tetapi jika berpendapat tentang perjalanan kami siang itu,aku dan wanitaku sepakat bahwa perjalanan ini adalah perjalanan yang sangat indah dan berkesan.

Hujan salah siapa?

 Hujan yang sebenarnya adalah sebuah berkah dari tuhan yang maha kuasa akhir-akhir ini justru menjadi sebuah hal yang mungkin debenci oleh beberapa orang.Ya jelas saja karena hujan sangat betah menghiasi hari-hari rakyat Indonesia dari tahun kemaren sampai sekarang.Padahal udah satu tahun bumi berputar tapi hujan juga gak pernah punya niat buat beristirahat meski sebentar aja.Bulan-bulan ini harusnya udah mulai musim kemarau,burung-burung berkicau,serangga-serangga keluar dari sarangnya,orang-orang melaksanakan aktifitas dengan wajar tapi eh ternyata malah sebaliknya.Burung-burung pada kebingungan cari rumah baru karena pohon tempat dia bersarang udah basah dan hampir banjir gara-gara hujan turun gak berjeda,serangga pun juga demikian.Dan tentu saja orang-orang yang seharusnya sibuk bekerja mencari nafkah buat anak istri malah sibuk nunggu macet di jalan karena banjir,atau malah bisa lebih buruk mereka pada sakit karena cuaca yang gak bisa ditebak.

 Mungkin badan meteorology dan geofisika kadang ada benernya tapi hujan buatan tuhan gak mungkin ada yang bisa menebak seratus persen benar apakah hari ini hujan? Bagaimana intensitas kelebatannya?? Berapa lama hujan akn turun?? Jelaslah itu semua rahasia tuhan dan kita sebagai makhluknya mungkin cuma bisa bersabar dan sedia payung sebelum hujan.Bisa-bisa aja kalau ada beberapa pihak mengaitkan dengan adanya isu global warming atau apalah itu,tapi itu semua juga bakal kembali sama keputusan dan kekuasaan tuhan.Dan sekali lagi kita mesti sabar dan terima aja apa yang dikasih tuhan sama kita.Tapi kalau bicara hujan salah siapa? Menurut saya hujan itu bukan salah siapa siapa,malah hujan itu salah tempat aja turunnya.Ya bisa aja kan hujan turun ditempat yang gersang dan panas bukan malah turun di negeri kita yang subur dan sejuk,mungkin hujan perlu turun d daerah afrika yang kekurangan air? 

Senin, 26 Juli 2010

kita dan bekas sejarah

 Aku dan wanitaku sudah berhasil menemukan bemo yang kami cari-cari tapi kali ini aku tak bisa menduduki bangku idamanku karena kedua bangku yang sama-sama dekat dengan jendela yang terbuka lebar itu sudah dikuasai oleh orang lain.Tapi tak apa lah pikirku,yang lebih penting aku mampu menjaga wanitaku dengan sangat baik tanpa membiarkan segala bahaya mendekatinya sampai saat ini.Maklumlah di kota besar banyak sekali jenis kejahatan yang semakin hari semakin menggila dan tak terkontrol,bukan hanya di kota pahlawan ini saja namun juga di berbagai kota besar lainnya.Semua orang rela mengorbankan apa saja demi mendapat uang dan menghidupi keluarga mereka yang kebanyakan menghuni rumah kontrakan yang berukuran tidak terlalu luas dan biasanya pada tanggal-tanggal tua seperti ini mereka sedang kelabakan karena harus membayar uang kontrakan yang akan ditagih oleh pemiliknya yang biasanya seorang ibu-ibu tua,sedikit pelupa dan langsung mengomel jika orang yang menyewa aset masa depannya itu hanya memberi janji-janji bukannya beberapa lembar rupiah yang sebenarnya susah sekali untuk mendapatkannya tapi mudah sekali menghabiskannya.Seperti itulah potret jaman sekarang ini,semua orang mau tak mau harus merelakan segala yang dia miliki untuk bertahan hidup.

 Aku pun sebenarnya juga rela mengorbankan apa saja demi mendapatkan moment yang berharga seperti hari ini dan ketika aku berada di dalam mobil bercat putih yang sedang menuju arah sebuah tempat yang sangat tidak asing bagi warga Surabaya yang masih mengingat betapa mengerikan pertumpahan darah yang terjadi disana.Aku duduk hampir berhadapan dengan wanita yang terus mengumbar senyum kepadaku itu,ya karena memang hanya aku yang dia kenal dan begitu juga sebaliknya,hanya dia yang aku kenal di dalam bemo.Aku sedikit merasa iri hati kepada seorang anak yang sudah terlebih dahulu menghuni salah satu tempat favoritku sebelum aku dan wanitaku menaiki bemo.Dia terlihat seperti bocah keturunan arab dan aku lihat di dalam tas punggung nya terdapat sebuah raket yang tentu saja aku yakin akan dia gunakan untuk bermain badminton.Aku perhatikan dia tidak terlalu menikmati posisi yang ia dapatkan di dalam bemo itu dan aku rasa dia tidak mengerti akan seni dan keindahan duduk dekat jendela yang terbuka lebar di dalam bemo.Jelas lah jika kita bisa mendapatkan posisi sepertinya kita akan bisa leluasa memandang ke jalan,mengamati gedung-gedung yang tinggi,bangunan-bangunan tua,dan juga berbagai raut muka dan ekspresi dari para pengendara motor yang melaju dibelakang bemo yang kami tumpangi.Sungguh tempat yang benar-benar istimewa bukan??

 Akan tetapi rasa iri hati ku kepada bocah beruntung itu perlahan sirna karena aku sangat yakin karena seisi bemo juga merasa sangat iri kepadaku karena aku sedang melakukan perjalanan berdua saja dengan wanitaku seperti orang yang sedang berpacaran dan sedang mengisi waktu liburnya pergi ke luar kota untuk mendapatkan suasana berpacaran yang belum pernah mereka alami sebelumnya.Bahkan bisa saja seluruh pengunjung plasa Surabaya yang sempat kami lewati juga akan sangat merasa iri jika mereka tahu bahwa aku dan wanitaku melakukan perjalanan yang sangat menyenangkan dan tiada duanya.Sebenarnya akulah yang mesti diberi label “orang yang beruntung” karena mungkin hanya aku yang bisa mengajak wanitaku untuk melakukan perjalanan tak terduga seperti ini sepanjang tujuh belas tahun hidupnya.Semoga saja aku benar akan hal itu dan akan mengalami perjalanan seperti ini di lain hari tapi tentu saja dengan orang yang sama.Kami melewati banyak objek-objek yang ternyata menjadi hal yang baru bagi wanitaku yang memang belum pernah bepergian ke Surabaya secara nekat seperti yang tengah kami lakukan.Wanitaku pun juga mengingatkan aku akan kebenaran tujuan kami dan aku pun juga memberanikan diri untuk bertanya kepada hampir seluruh penumpang lain yang sama-sama menumpangi bemo.Pertanyaan pertama aku lemparkan pada seorang wanita yang terlihat tidak seperti orang asli Surabaya karena aku hafal betul logat yang dia gunakan dan menurutku dia berasal dari timur.Tentu saja dia tidak bisa memberi jawaban yang sangat aku butuhkan karena aku lihat wanitaku terlihat sedikit cemas jika nantinya kami akan tersesat di kota orang.Pertanyaan kedua aku tujukan kepada seorang ibu berkerudung pink yang baru saja menutup teleponnya yang sepertinya berasal dari anaknya yang sudah menunggu kepulangan sang ibu dari tempat bekerja.Dan lagi-lagi ibu itu tak bisa memberikan sebuah kepastian kepada kami apakah benar bemo ini menuju tempat yang kami tuju.Aku dan wanitaku saling memandang dan kemudian mengeluarkan senyum kegetiran kami berdua dan kami bertanya-tanya apakah sebegitu rumit jalur bemo di sana atau mungkin memang kami berdua lah yang terlalu cupu untuk mengelilingi kota Surabaya dengan menggunakan bemo.Entahlah tapi yang jelas kami hanya bisa berharap semoga bemo yang kami naiki dapat membawa kami ke tempat yang memang sudah aku janjikan kepada wanitaku ketika kami sedang asik berdiskusi di dalam kereta api penataran ketika kami berangkat dari malang.

 Akhirnya jawaban pun aku dapatkan ketika aku melihat sebuah jalan yang penuh dengan gambar-gambar graffiti di seluruh permukaan temboknya yang kokoh.Aku sangat yakin bahwa bemo ini benar dan tidak akan menyesatkan kami di kota Surabaya yang benar-benar asing bagi kami berdua.Bemo pun berhenti tepat di sebuah pertigaan yang sangat ramai dengan berbagai kumpulan orang,mulai dari puluhan tukang becak yang sedang beristirahat,sedang sibuk mengisi lembar teka teki silang ataupun orang-orang yang sangat rapi pakaiannya yang baru keluar dari sebuah kantor yang berada tepat di pojok kiri kami dan menempati sebuah bangunan yang cukup besar bekas peninggalan belanda.Di tempat dimana kami berdiri memang bisa langsung terlihat bahwa di tempat itu terdapat berbagai sejarah tentang bangsa Indonesia dan tentu saja sejarah kota Surabaya.Sekarang hanya tinggal aku dan wanitaku terjebak di salah satu sudut kota Surabaya utara yang memang hanya berjarak kurang lebih empat kilometer dari pelabuhan tanjung perak.Kami saling berpandangan dan aku lihat senyumnya berusaha menutupi bahwa dia amat lelah,tapi dia berusaha tetap kuat untuk melanjutkan rute kami selanjutnya dengan berjalan kaki yang sebenarnya aku pun tak tahu berapa kilometer lagi kami harus berjalan.Bahkan dia sama sekali tak mengeluh tentang betapa panas siang itu dan betapa jauh jalan yang mesti kami lewati.Aku hanya bisa melihat dia adalah wanita yang kuat seperti halnya tembok yang berdiri kokoh di sepanjang jalan yang tengah kami lalui itu.

Minggu, 25 Juli 2010

Mobil impian

Kewajibanku sekarang adalah mencari alamat yang telah kudapatkan dari seorang teman dan juga menjaga wanita yang menjadi rekan seperjalananku karena aku telah berjanji padanya untuk menjamin keselamatannya selama berada di surabaya.Kami berdua berteduh di bawah bayang pohon yang berjajar di depan sebuah hotel yang tak jauh berdiri kokoh dari stasiun.Surabaya memang sangat panas apalagi bagi kami berdua.Bahkan aku rasa penduduk asli pun juga membenci jika mereka harus keluar rumah untuk pergi bekerja karena selain sangat panas di siang hari,kemacetan juga masih menjadi permasalahan di berbagai sudut kota besar di indonesia.Semua orang yang mengantri dibelakang lampu lalu lintas itu tampak terburu-buru dan tak sabar selalu menanti lampu hijau menyala.Bahkan mereka yang berada dibalik kemudi mewah sekalipun,meskipun mereka tak pernah mengkhawatirkan betapa panas diluar sana atau betapa banyak atribut yang mesti mereka pakai untuk menangkis panas yang sangat terik.Mereka tak butuh sarung tangan dan juga jaket lengan panjang tapi masih ada beberapa hal yang harus mereka punya yaitu kesabaran ketika lampu merah sudah berganti menjadi hijau yang artinya antrian itu perlahan buyar dan para pengendara motor pun terlihat sangat bernafsu menembus antrian itu tanpa peduli akan mobil ataupun pengendara lainnya.begitu pun kami yang juga tak sabar karena panas mulai menyerang dan menghancurkan bayang pohon yang tadinya cukup teduh.Kami tak sabar menunggu bemo yang tak lain adalah sebuah alat transportasi yang di kota tempat kami tinggal bernama angkutan kota.Kami sedikit bertanya-tanya kepada diri kami sendiri kenapa harus bernama bemo.Bukankah bemo adalah sebuah alat transportasi yang telah punah dan sekarang menjadi rongsokan besi tua??Ah tapi itu kan di kota kami dan mungkin tidak berlaku di kota surabaya ini.
Menurut saran yang aku dapat dari bapak polisi yang juga tampak bosan menunggu pos nya di sekitar lampu merah,aku dan wanitaku harus mencari bemo berinisial N yang diyakini oleh bapak polisi tersebut bisa membawaku ke tempat tujuanku datang ke surabaya ini.Akhirnya setelah beberapa menit menunggu yang dinanti pun datang juga.Dengan gaya seperti orang yang sudah paham benar akan kerumitan jalan di surabaya aku menyetop bemo dan kemudian mengajak wanitaku yang tampaknya mulai merasa gerah ini naik dan memilih posisi tempat duduk yang tentu saja dekat dengan jendela.Setelah aku mengutarakan alamat tujuanku kepada pak sopir yang menurutku masih sangat muda,kami berdua mulai bisa menikmati suasana karena angin yang masuk melalui jendela yang mungkin sengaja dibuka lebar-lebar oleh sopir bemo bisa sedikit menyejukkan badan dan wajah kami berdua.Wanitaku yang memang baru pertama kali datang dan menikmati jalan-jalan protokol di surabaya tampak ragu apakah bemo yang kami naiki akan dengan benar membawa kami ke persinggahan pertama di surabaya dan aku pun juga merasakan hal yang sama dengannya karena baru pertama kali ini aku membiarkan bemo berjalan sesuai trayeknya dan sebelumnya aku sama sekali belum pernah menaikinya.Tapi biarkan saja bemo ini berjalan sesuai jalurnya dan aku yakin bapak polisi tadi tak mungkin berbohong dan salah dalam mengarahkan kami.Aku teringat oleh slogan polisi bertugas mengayomi masyarakat,oleh karena itu aku berusaha tidak terlalu khawatir kemana kami akan dibawa.Aku lebih khawatir akan perutku yang mulai merasa lapar karena memang aku sengaja semenjak pagi sebelum berangkat ke stasiun aku tidak makan apa-apa karena memang jam sarapanku baruk mulai pukul 12 siang.Tapi mungkin karena perjalanan selama hampir 3 jam dan suasana gerah yang aku alami,rasa laparku cepat sekali datang dan aku berusaha untuk tidak memikirkannya karena alamat yang aku cari belum pasti juga akan aku dapatkan.Aku hanya bermodal petunjuk dari short message service(SMS) dan aku sama sekali buta dengan nama daerah dan alamat yang aku cari itu.

Belum habis rasa khawatirku serta wanitaku akan arah si bemo,pak sopir tiba-tiba berhenti di depan sebuah SPBU dan dia mengatakan bahwa disinilah alamat yang aku cari-cari itu.Kami berdua pun turun dan dengan lagak sok tahu aku langsung berjalan mengajak serta wanitaku menuju arah SPBU yang berada persis di pinggir jalan kembar itu.SPBU yang seharusnya menjadi tempat pengisian bahan bakar itu aku jadikan kamar pas untuk berganti baju,berganti kemeja yang sedikit lusuh karena aku masukkan kedalam tas tanpa aku lipat menurut tata cara dan seni melipat yang baik.Maklumlah karena aku laki-laki yang tidak bisa melipat baju dengan baik karena menurutku nanti ketika sudah menikah akan ada wanita yang setiap hari melipat baju-baju kita dan setidaknya kelak aku bisa belajar darinya bagaimana cara melipat baju yang baik.Setelah merasa cukup rapi dan pantas untuk datang menemui seseorang yang beberapa hari lalu aku hubungi lewat sms,kami mencari gedung yang dimaksudkan oleh petunjuk yang aku dapat melalui pesan singkat tersebut.Setelah sempat salah jalan dan tertipu oleh penunjuk jalan akhirnya kami berhasil menemukan gedung tujuan kami berkat bapak-bapak tua yang menjaga sebuah warung kopi yang berada di pojok jalan.Kami pun masuk dan menemui salah seorang pegawai yang tampak sibuk dengan pekerjaannya.Dia menyuruh kami untuk naik ke lantai tiga dan menemui seseorang yang mungkin lebih bertanggun jawab atas urusan di kantor itu.Setelah menaiki sekitar enampuluh anak tangga akhirnya kami sampai di atas dan salah seorang wanita muda menyuruh kami untuk menunggu sejenak di sebuah ruang yang menurutku disanalah para pegawai kantor itu melepas lelah,merokok,beristirahat,membuat secangkir kopi panas,dan juga menyantap makan siang.Ya bisa dibilang ruang dimana kami berdua menunggu adalah kantin dari kantor itu.Di sana kami disambut dengan sangat baik dan welcome,orang-orang nya pun juga tampak sangat ramah.Aku,yang mempunyai urusan dengan datang ke kantor itu pun mulai mendapat pertanyaan-pertanyaan dari seorang laki-laki yang menurutku dialah yang mempunyai tanggung jawab besar karena juga badan laki-laki itu cukup besar dan tampak kokoh.Wanitaku pun juga sesekali ikut mengobrol dan menjawab pertanyaan dari laki-laki dan seorang perempuan yang baru saja datang dengan membawa sebuah bungkusan makanan dan kemudian ikut dalam pembicaraan walaupun dia sedang sibuk santap siang.Kira-kira setelah 30menit aku berada di kantin itu dan aku telah selesai dengan urusanku,kami berdua memutuskan untuk kembali berpanasan dengan kota surabaya.Kami tinggalkan suasana kantin dan suasana kantor itu yang menurutku cukup sejuk karena air conditioner yang berada disana cukup membuat kami sedang tidak berada di surabaya.


 Aku dan wanitaku pun berunding akan kemana tujuan yang kami tuju dengan kembali berteduh dibawah rindang pohon yang berada tepat di pinggir jalan kembar tadi.Dan setelah kami berdua mendapatkan petunjuk jalan,kami berdua berjalan cukup jauh menuju arah lampu merah yang berada sekitar 50meter dari arah kami berteduh.Kami kembali harus menunggu bemo yang sama tapi dengan tujuan yang berbeda di depan sebuah dealer mobil.Pemandangan yang cukup indah kami dapatkan disana karena sebuah mobil mini cooper berhasil membuat kami tertawa dan bercanda di pinggir jalan yang cukup padat arus lalu lintasnya.Kami berdua pun semacam di hipnotis oleh keanggunan mobil yang berasal dari negeri ratu elizabeth itu dan kami mulai terbawa mimpi-mimpi singkat akan mobil mungil itu.Kalau aku mungkin jika aku memiliki mobil semacam itu aku akan membawa wanita yang kelak menjadi istriku untuk berjalan-jalan berdua menggunakan mobil itu.Ruang yang cukup sempit didalam mobil itu bisa semakin menambah kemesraan yang akan kami jalin tentunya dan juga aku bisa dengan sering membelai rambut indah wanita yang duduk disampingku.Bagaimana dengan impian wanitaku?? Mungkin aku rasa dia pun juga akan menggunakan mobil itu berkeliling di jalanan dan akan tampak merasa garang karena meskipun mini cooper adalah mobil yang cukup kecil akan tetapi kekuatannya untuk menarik perhatian sangatlah besar.Mobil impian itu memang sangat menggoda kami untuk tidak beranjak dari depan dealer mobil tersebut.Tapi seiring dengan datangnya bemo yang kami tunggu-tunggu,bayangan tentang mini cooper tersebut perlahan tersimpan lagi kedalam otak kami karena saat itu bemo lah yang lebih kami butuhkan untuk membawa kami ke tujuan kami selanjutnya.Selamat tinggal mobil impian!

Kereta mu atau kereta ku

 Kami memutuskan untuk menghabiskan sisa waktu liburan ini dengan pergi ke kota pahlawan.Kereta api menjadi pilihan utama kami karena tarif nya yang murah walaupun mesti berdesakan dan berpanasan tapi aku kagum dengan wanita yang memutuskan pergi berdua bersamaku karena dia sama sekali tak pernah mengeluhkan tentang keadaan kereta api ekonomi jurusan MLG-SBY ini.Setelah menunggu selama hampir 30 menit d peron stasiun kota baru MLG akhirnya kereta yang dinanti pun menampakkan hidungnya dari arah utara dan seperti biasa,orang-orang langsung berancang-ancang untuk berlomba menaiki satu persatu gerbong kereta tua itu untuk menghindari kaki pegal dan kebosanan berdiri karena jika tidak segera menemukan tempat duduk di dalam kereta maka kita akan melewatkan perjalanan MLG-SBY dengan berdiri dan itu akan menjadi perjalanan yang sangat melelahkan.

 Dan akhirnya kami berdua menduduki kursi dengan nomor urut 10D dan 10E yang tertempel di samping jendela berukuran kurang lebih 1x2 meter itu.Duduk di samping jendela memang sudah menjadi keharusan jika aku melakukan perjalanan menggunakan kereta api dan segala jenis alat transportasi lainnya.Alasannya simple,hanya karena aku suka melihat pohon-pohon di sepanjang perjalanan dan juga barisan-barisan kebun bunga di daerah yang bernama sengon seolah-olah berlari menjauhi gerbong yang aku naiki.Tapi kenapa matahari dan awan tak melakukan hal yang sama dengan pohon dan bunga-bunga itu??Mereka tetap diam tanpa pergerakan seperti sedang menyaksikan aku yang berada di dalam gerbong ketiga dari seluruhnya 6 rangkaian gerbong kereta api penataran itu.

 Di dalam kereta itu ada sangat banyak sekali objek yang bisa dibahas dan dikomentari oleh siapa saja,tapi aku tak ingin melakukan hal itu dengan wanita yang ada disampingku karena kami sama-sama telah memakai earphone,membiarkan kami terbawa oleh lagu yang tengah kami putar dan membuat kami terlihat menjadi sangat tidak peduli dengan sekitar.Aku terlihat menjadi tidak terlalu peduli pada seorang laki-laki yang menurutku sudah berumur 26 tahun,duduk tepat di kursi nomer 11D dan dia sepertinya telah membeli tiket kereta dengan tujuan BLITAR-SBY.Wajahnya terlihat sangat lelah dan hampir separuh perjalanan dia lewatkan dengan tidur seadanya bersandar kursi kereta yang sangat amat tak nyaman untuk bersandar bahkan untuk tidur.Akan tetapi laki-laki ini terlihat sangat menikmati perjalanan keduanya tapi aku yakin dia tidak akan bisa bermimpi apa-apa disana.Aku berani bertaruh untuk hal itu.

 Sedang wanita yang duduk disebelahku juga tampak tak peduli pada seorang bapak tua yang duduk tepat di depannya.Tentu saja karena orang itu juga sedang menggunakan earphone dan terlihat sangat sibuk menelepon rekannya yang mungkin berada di kota pahlawan yang sedang menunggunya untuk melakukan bisnis atau mungkin juga seorang wanita muda yang memutuskan untuk tidak mempunyai seorang momongan yang ia nikahi beberapa tahun lalu.Dan mereka berdua berencana melepas rindu dengan berbelanja di sebuah plasa terkemuka d surabaya atau mungkin melewatkan malam bersama di sebuah hotel bersejarah.Semua bisa saja terjadi tapi hanya sampai situ saja perkiraan yang aku buat tentang bapak itu karena semakin aku mengira akan semakin liar imajinasi ini.Jadi kuputuskan untuk kembali memutar lagu yang aku dapat dari saran wanita cantik yang duduk disebelahku saat ini.Sebuah lagu dari Camera Obscura yang memang sangat easy listening dengan lirik yang sangat unik pula tentunya.

 Setelah berperjalanan hampir satu jam tiga puluh menit kami mendapat hiburan yang lain,karena kami cukup bosan memutar lagu yang biasa kami dengar.Dan kali ini lagu yang akan di bawakan oleh sekelompok pemuda yang berseragam sama bertuliskan musisi kereta api (sengaja saya haluskan pemilihan katanya) yaitu sebuah lagu dari Hijau daun berjudul Selalu Begitu.Sebuah lagu yang sedikit banyak bisa menghibur kami,laki-laki yang tertidur di depanku,bapak tua yang masih sibuk menelepon dan juga seluruh penumpang yang berada satu gerbong dengan kami.Setidaknya dengan kehadiran para musisi kereta api ini bisa membawa sedikit perubahan karena laki-laki yang tertidur tepat didepanku bisa kembali bangun dan kemudian berubah halauan dengan memandangi pemandangan lewat jendela dan bapak tua yang sibuk menelepon itu sudah mengamankan telepon genggam nya ke dalam tas yang ia bawa dan sekarang ia terlihat sibuk beristirahat dengan bersandar dan mencoba menikmati kenyamanan kursi yang tengah ia duduki.Aku dan wanita itu pun juga kembali segar tanpa peduli akan rasa gerah karena ternyata tanpa tersadar kereta sudah memasuki wilayah perbedaan suhu antara panas,gerah,dingin,dan sejuk.

 Ketika kereta berhenti di sebuah stasiun yang didekatnya juga berdiri kokoh pintu air jagir ini,wanita di sebelahku mengatakan padaku bahwa suatu saat dia ingin melewatkan waktu bersama salah seorang temannya untuk melakukan suatu kebiasaan wajib bagi wanita yaitu berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan yang berada tepat di seberang jalan stasiun.
Lima belas menit berlalu ketika kereta ternyata sudah mencapai tujuan akhir kami siang ini,kami telah sampai di sebuah stasiun yang berwajah dua.Satu wajah menghadap barat dan satu wajah yang lain yang mungkin lebih sedikit beruntung menghadap timur tapi bagiku tidak ada bedanya juga mana yang baru atau lama karena semua kereta juga akan berhenti di tempat yang sama tanpa memilih mana yang baru atau lama.

 Kami berdua meninggalkan kereta dengan segera,bersiap berpanasan dan bergerahan di kota yang kami sebut SURABAYA.



24 Juillet 10